FOMC Maret 2025: The Fed Tahan Suku Bunga, Percepat Pelonggaran Likuiditas

 

Foto: Federal Reserve Press Realease

Jakarta, 20 Maret 2025 – Federal Open Market Committee (FOMC) dalam pertemuan bulan Maret 2025 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 4,25% - 4,50%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Selain itu, The Fed juga mengumumkan langkah-langkah baru terkait Quantitative Tightening (QT), yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelonggaran meskipun belum sepenuhnya dihentikan.

FOMC Mulai Memperlambat QT, Likuiditas Berpotensi Meningkat

Dalam pengumumannya, The Fed menyampaikan bahwa proses pengurangan neraca (QT) tetap berlangsung, tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah. Beberapa poin penting dari keputusan ini antara lain:

• Redemption cap untuk Treasury securities dipangkas dari $25 miliar menjadi $5 miliar per bulan, mulai April 2025.

• Redemption cap untuk Mortgage-Backed Securities (MBS) tetap di $35 miliar per bulan.

Meskipun belum beralih ke kebijakan Quantitative Easing (QE), langkah ini mengindikasikan bahwa The Fed mulai lebih fleksibel dalam mengelola likuiditas guna menjaga stabilitas pasar keuangan.

Dampak terhadap Pasar dan Investasi

Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga serta memperlambat QT memberikan dampak langsung terhadap pasar investasi:

• Pasar Obligasi: Pengurangan laju QT dapat memberikan ruang bagi imbal hasil obligasi untuk stabil atau turun, yang bisa menjadi peluang bagi investor fixed-income.

• Pasar Saham: Dengan likuiditas yang mulai meningkat, aset berisiko seperti saham dapat memperoleh dorongan positif, terutama sektor teknologi dan real estate.

• Dolar AS: Potensi perlambatan kebijakan moneter ketat bisa menekan nilai dolar, yang dapat menguntungkan mata uang emerging markets termasuk rupiah.

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Bagi investor, keputusan ini menandakan fase transisi dalam kebijakan moneter AS. Berikut beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan:

• Pantau pergerakan imbal hasil obligasi sebagai indikator sentimen pasar.

• Diversifikasi portofolio dengan aset yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti saham growth dan instrumen fixed-income.

• Perhatikan perkembangan inflasi dan data ekonomi AS yang dapat memengaruhi langkah The Fed selanjutnya.

Langkah The Fed ini menjadi sinyal penting bagi investor global, termasuk di Indonesia. Tetap waspada dan susun strategi investasi yang adaptif terhadap perubahan kebijakan moneter!